Minggu, 19 Juni 2016

Sindrom Lulus Kuliah

Tadaaa! adalah kalimat innocent yang terucap setelah sekian lama mencampakkan blog yang biasa-biasa banget ini :)

Entah berapa lama juga gak pernah nulis, curhat, atau sekedar  oret-oretan  di buku jurnal, status medsos, apalagi blog. Banyak hal baru yang berhasil mengalihkan kegemaran saya nulis-nulis random kayak dulu. Akhirnya inget setelah sadar gak ada jurnal yang biasanya dibaca ulang setelah hampir habis 1 tahun periode kehidupan *blah. 

Cukup sekian pendahuluannya. Entah mau nulis apa juga sih, let me try to write something to share *azzzik *bhak

Okay, sekarang umur saya sudah tidak semuda dulu, dan ga tua juga sih. Masuk usia kepala 2 dan punya buntut juga 2. Umur 22, apa yang sudah kamu capai di umur ini? apa saja yang sudah kau dapat di umur ini? sudah bisa mengahasilkan apa, nak? udah punya calon  kah? atau, sekarang sibuk apa? adalah rentetan pertanyaan yang cukup bikin ngahuleng tarik bagi sebagian orang-orang di umur ini, termasuk saya. 

As a fresh graduate saya merasakan juga semacam sindrom baru lulus, kehilangan status mahasiswi dan menyandang status baru as gadis lajang dan anak mamah-apa. *oke curhat. Setiap fresh graduate pasti beda-beda, ada yang milih buat membuka usaha, ada yang milih buat jalan-jalan dulu menyususri pelosok bumi, ada yang langsung nikah, dan ada yang mulai kerja. Dan saya termasuk yang menjadi seorang job seeker, kaya kebanyakan fresh graduate lainnya sih. As What I've said after graduating ceremony (dalem hati sih bilangnya), welcome to the new journey, where you have to face and break the bigger boundaries than before, by yourself, with all your efforts, this is beginning, you have no right to be weak! remember that! you got it? HHAAAHHH?! Gak gitu banget juga sih. Intinya mewanti-wanti pada diri sendiri bahwa kehidupan sebenarnya udah dimulai, dan selebihnya yah kamu tahu harus bagaimana selanjutnya.

This has a strong relation dengan cita-cita. Saya punya cita-cita? Tentunya. Tapi tidak untuk di share terlalu dalam, Saya menyadari bahwa cita-cita yang saya punya 'is tu hai', tinggi, dan sedikit ga tau diri *bhak. But everyone has a right to be what they wanna be and there is no rule to limit their dreams. karna doktrin dari kecil katanya punya cita-cita jangan nanggung-nanggung, yang penting harus mau mengusahakan, dan terus mengukur diri, mengevaluasi, agar apa yang kita cita-citakan dapat tercapai. Tapi, situ udah melakukan usaha itu semua? Not, really. But, I'm beginning, and will try to do my best. Sambil tetep berdoa diberikan yang terbaik, karena belum tentu apa yang kita cita-citakan baik di mata Alloh, let God joins our affairs

Sekian curhatnya. Dan teringat moment organisasi, nyusun skripsi dan wisuda yang kayaknya lebih layak untuk diabadikan lewat tulisan. Tapi sudahlah, kapan-kapan lagi. See you...