Minggu, 31 Juli 2016

Failed Interview


Menurut kamu, perekonomian saat ini gimana?

It's a quiet serious topic. Anatara curhat dan ngasih kuliah malam.

Jadi, saya tertampar dengan pertanyaan sederhana dari seorang interviewer, seperti yang sudah saya curhatkan di post sebelumnya bahwa saya seorang fresh graduate nih manteman.
Jadi, ini kali pertamanya saya dapet sms cinta dari pihak HRD sebuah bank, awalnya nelpon sih tapi karna waktu itu lagi les hp nya saya silent, dan dengan baik hati beliau masih mau sms saya, biasanya dua kali telpon terus kita ga angkat kan gugur musnah sudah itu panggilan. Tapi beliau masih ngasih kesempatan dengan mengirim pesan singkat untuk undangan interview.

Datanglah saya pada waktu yang ditentukan, waktu itu ada 3 orang, yang satu udah tinggal tanda tangan kontrak karena udah lama ikut seleksinya, yang dua (termasuk saya) baru interview perkenalan, terus ngisi dulu form yang pertanyaannya macem-macem, setelah selesai ngisi, kita dipanggil satu-satu, pihak HRD nya bilang gausah tegang, padahal ga tegang sama sekali ._. bahkan saya mah let it flow aja. Nah, justru karena gak tegang itu lah jadinya saya kayak ga fokus gitu terlalu menggimana entarkan interview berjalan seperti apa, pas giliran saya, pihak HRD nya bilang fokus ya, saya diinterview sama pincab nya kalo ga salah. Masuk lah saya ke ruangannya, saya pikir pincab nya bapak-bapak gitu, tapi ternyata masih muda gitu kalo sekilas, tapi pas beliau ngobrol beda banget, keliatan banget dewasa, bijaksana, tegas, dan lain lain sifat yang dimiliki seorang leader *lebay. Mulai deh nervous attack, singkat banget sebenernya, beliau mau ada rapat gitu, terus beliau bilang interview nya kita cukup 15 menit aja ya, saya iya iya aja. Beliau nanya-nanya sesuai apa yang ada di form, kita cuma ngejelasin lebih detail aja. Dan tibalah pada pertanyaan, menurut kamu perekonomian di Indonesia sekarang kayak gimana? dan jeger tiba-tiba saya nge blank dan gabisa jawab apa-apa. Sebagai lulusan ekonomi, aku merasa gagal *nangiskejer
Sungguh ini pertanyaan sederhana, saking sederhananya sampe lupa jawabnya gimana. Kayak lagi sidang skripsi, kita belajar apa-apa yang berat, tapi teori dasar kita lupa untuk memahami. wkwk

Sebenernya bukan gak bisa jawab, tapi bingung haha. Apa yang ada di kepala sama di hati beda. Kepala isinya data-data, hati bisa baca realitas sesungguhnya. *Ngomonmgapasih
Padahal, bapaknya tuh terus ngasih clue, tapi apa yang saya katakan sungguh berbanding terbalik dengan jawaban beliau dan realita sebenernya.
Entah, mungkin saya juga yang ga bisa mencerna pertanyaan itu, saya fokusnya perekonomian tahun 2016. Dan saya emang gak tau banget perekonomian sekarang, jangankan perekonomian, sosial, politik pun. Ga baca berita, ga nonton berita. Intinya saya ga aware  banget sama apa yang terjadi di negara ini jangankan negara, di sekitarpun, oh tuhan saya ngapain aja sampe seperti ini. 
HAHAHA miris sih sebenernya. Dan lewat interviewer ini lah aku disadarkan untuk segera aware dengan apa yang terjadi di sekitar. 

Pulang interview saya masih ga habis pikir, kenapa hal ini bisa terjadi oh tuhan *sambil nangis sambil nyayi. Saya tanya sama diri sendiri, jadi menurutmu farida, perekonomian saat ini seperti apa? 

Okay, sepanjang jalan pulang saya urai, apa yang menyebabkan saya bingung denga pertanyaan ini.
setelah ngerut-ngerutin dahi,  saya nemu juga jawabannya nih.

Sebagai manusia yang ngalamin nulis skripsi, kita biasa menjelaskan sesuatu berdasarkan teori dan data-data, ataupun penelitian terdahulu. Jadi, nemu pertanyaan gitu, serasa lagi sidang , kalo kita jawab nanti diminta data dan teori hahaha ternyata sindrom sidang skripsi masih ada.

Sebenernya itu pertanyaan essay, jawabannya bukan baik atau buruk doang, tapi bisa ambigu dan paradoks. Gak bisa langsung bilang baik atau buruk tanpa penjelasan. Ini yang bikin saya ga bisa bilang baik atau  buruk dalam hitungan detik pas interviewer nanya (padahal mah lagi telmi aja).

Mungkin, pertama kita perlu memposisikan kita sebagai apa, atau siapa. Karena kadang penialain itu tergantung sudut pandang. Sebagai masyarakat biasa, atau pemerintah.

Saya berada di posisi entah berantah :" entah siapa maksudnya.

Singkat aja, karena sesungguhnya panjang sekali kalo dijelaskan detail. Perekonomian di Indonesia, untuk mengetahu hal ini kita bisa liat dari data-data variabel makro ekonomi, kayak pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah, angka kemiskinan, angka pengangguran dan lain lain. Seinget saya pertumbuhan ekonomi empat tahun terkahir terus menunjukan pertumbuhan yang positif, artinya pertumbuhan ekonomi naik. Lalu inflasi, naek turun lah sempet naik tapi turun lagi, terus kesananya naik turun. Nilai tukar rupiah sempet terdepresiasi parah, tapi terapresiasi lagi, dan naik turun seterusnmya. Aliran investasi asing (sektor riil) cenderung naik terus. Angka kemiskinan naik turun tapi cendenrung turun (sampe 2010) cenderung naik (2014-2015), angka pengangguran naik turun yapi cenderung naik. Dan sebagainya, semua datanya bisa diliat di websitenya www.bps.go.id atau www.bi.go.id.

Padahal untuk menjawab pertanyaan itu, kita gak perlu data kok, cukup pake hati aja, resapi bagaimana hidup di jaman sekarang, sulit atau mudah, biaya-biaya mahal atau murah? Itu doang padahal, itu doang.

Data tadi kita bandingkan dengan realitanya, dari hal-hal sederhana misalnya harga-harga pokok yang sering naek turun, naeknya sering turnunnya jarang, terus lagi biaya-biaya lain emang mahal, biaya kesehatan, pendidikan, biaya sehari-hari, hari ini makan di tempat makan ini harganya segini satu bulan kemudian bisa jadi naek, kayak bulan puasa kemaren, pas bulan puasa apa-apa naik, bulan puasa selesai harganya ga balik turun (ini nih sifat buruk si harga, gak mau balik turun) dan lain lain. Buat orang yang belum masuk dunia profesional, mungkin kadang gak sadar sama keadaan ini, mungkin orangtua yang bener-bener tau betapa sulitnya hidup di zaman sekarang (ini jawaban yang sempet saya lontarkan, terdengar bodoh tapi dari lubuk hati paling dalam) kita masih dikasih uang sama ortu, masalah biaya orang tua yang menanggung, jadi orangtualah yang sangat bisa merasakan hal ini, coba kalo kita udah hidup mandiri punya pendapatan sendiri, mungkin akan lebih bisa merasakan bagaimana pusingnya me manage uang hasil keringat sendiri saat ini. 

Dari data di atas mana yang paling mendominasi? Bagunsya atau buruknya, stabil atau tidak stabil?
Kebanyakan tidak stabil, walaupun perumbuhan ekonomi menunjukan pertumbuhan positif, aliran investasi asing (sektor riil) naik terus.

Jadi, antara data dan realita kadang berbeda kadang ambigu, kadang paradoks. Gitu. Saya sebagai bagian masyarakat mengakui bahwa perekonomian saat ini getting worse (bukan almost getting better kayak jawaban saya yang ngaco waktu itu). The interviewer said something yang really really true (yaelah orang-orang juga udah tau jawabannya, saya aja yang rada telmi )

Jadi, jangan males baca berita. Jadi, jadilah manusia yang gak kaku apa-apa harus menurut data dan teori (maklum, dominan otak kiri), Jangan apatis sama apa yang terjadi sama negara sendiri :" (padahal dulu sering bilang gini). 

Terimakasih pak, sudah mengingatkan saya betapa pentingnya menyadari apa yang terjadi di sekitar. Terimakasih pak sudah mengingatkan saya, betapa diri ini masih harus terus belajar :")

Meskipun interview nya went bad, tapi adaaa aja hikmahnya *nyengiiiir
Tidak banyak berharap, saya menyadari kualitas interview pada saat itu sungguh oh no. OH NO.

See you di postingan selanjutnya...